Minggu, 29 Oktober 2017

PROPILAMIN & TURUNANNYA



   Propilamin
      Anggota kelompok yang jenuhdisebut sebagai feniramin yang merupakan molekul khiral. Turunan tersubstitusi halogen dapat diputuskan dengan kristalisaasi dari garam yang dibentuk dengan d-asam tartrat. Antihistamin golongan ini merupakan antagonis H1 yang paling aktif. Tidak cenderung membuat kantuk. 
        Pada anggota yang tidak jenuh, sistem ikatan rangkap dua aromatik yang koplanar Ar – C = CH-CH2 - N faktor penting untuk aktivitas antihistamin. Gugus pirolidin adalah rantai samping amin tersier pada senyawa yang lebih aktif.
       Pada anggota alkena (tidak jenuh), aktivitas antihistamin konfigurasi E berbeda sangat menyolok dibandingkan dengan  konfigurasi Z, sebagai contoh: E-Pirobutamin sekitar 165 kali lebih poten dari pada Z-Pirobutamin; E-Triprolidin aktivitasnya sekitar 1000 kali lebih poten dibandingkan dengan Z-triprolidin. Perbedaan ini  dikarenakan jarak antara amina alifatik tersier dengan salah satu cincin aromatik sekitar 5-6 Ao, yang jarak tersebut diperlukan dalam ikatan sisi reseptor.

Beberapa turunan propilamin antara lain :
  1.      Feniramin maleat; Avil ; Trimeton; Inhiston maleat
Berupa garam yang berwarna putih dengan sedikit bau seperti amin yang larut dalam air, dan alkohol. Feniramin maleat merupakan anggota seri yang paling kecil potensinya dan dipasarkan sebagai rasemat . 
Dosis lazim : 20 – 40 mg, sehari 3 kali
  2.      Klorfeniramin maleat ;  Chlortrimeton
      maleat; CTM ; Pehachlor
Berupa puder kristalin putih, larut dalam air, alkohol dan kloroform. Mempunyai pKa 9,2 dan larutannya dalam air memounyai pH 4-5. Klorinasi ferinamin pada posisi para dari cincin fenil memberikan kenaikan potensi 10 x dengan perubahan toksisitas tidak begitu besar. Hampir semua aktivitas antihistamin terletak pada enantiomorf dektro. Dektro-klor dan brom feniramin lebih kuat daripada levonya.
  3.      Dekstroklorfeniramin maleat = Polaramine maleat
merupakan enantiomer klorfeniramin yang memutar kekanan. Isomer ini aktivitas anti histaminnya paling dominan dan mempunyai konfigurasi S yang super  imposable pada konfigurasi S enantiomorf karbinok - samin levorotatori yang lebih aktif.
  4.      Bromfeniramin maleat = Dometane maleat
 Kegunaan sama dengan klorfeniramin maleat senyawa ini mempunyai waktu kerja yang panjang dan efektif dalam dosis 50 x lebih kecil daripada dosis tripelenamin.
  5.      Dekstrobromfeniramin maleat = Disomer
Aktivitasnya didominasi oleh isomer dekstro, dan potensinya sebanding.

 Pertanyaan :
1. bagaimana mekanisme dari obat turunan propilamin ?
2. apa efek samping umum dari obat  turunan propilamin?
3. bagiamana interaksi obat feniramin dengan obat lainnya?
4.  pada keadaan alergi yang bagaimana kita dapat mengkonsumsi obat turuna propilamin?
5. apakah yang dimaksud dengan klorinasi dari feniramin ?
 6. apakah boleh antihistamin turunan propilamin dikonsumsi dengan antihistamin yang lainnya?

OXAMNIQUINE



Definisi
Oxamniquine merupakan suatu obat yang digunakan untuk mengontrol, mencegah dan memperbaiki penyakit yang disebabkan oleh cacing schistosomiasis.

Struktur Oxamniquine





Mekanisme Kerja

Oxamniquine dapat meninggkatkan kondisi dari pasien sehingga dapat memindahkan cacing penyebab penyakit dari tempat yang biasa ditempatinya.


Pertanyaan :
  1.      Penyakit seperti apa yang disebabkan oleh cacing schistosomiasis ?
  2.      Bagaimana gejala-jelaja jika terserang penyakit tersebut ?
  3.      Biasanya dimana lokasi cacing shistomiasis berada pada tubuh manusia?
  4.      Apakah obat oxamniquine dapat dimodifikasikan lagi ?
  5.      Tanaman apa yang dapat menghasilkan senyawa oxamniquine ? 
  6.       Bagaimana efek samping dari penggunaan oxamniquine ?
  7.      Apakah ada obat yang lebih efektif untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh cacing shistosomiasis??

AZAS PERANCANGAN OBAT


Pengertian Rancangan Obat
Penemuan obat adalah sebuah usaha yang diarahkan pada suatu target biologis, yang telah diketahui berperan penting dalam perkembangan penyakit atau dimulai dari suatu molekul dengan aktivitas biologi yang menarik.  Rancangan  obat adalah usaha untuk mengembangkan obat yang telah ada, yang sudah diketahui struktur molekul dan aktivitas biologisnya, atas dasar penalaran yang sistematik dan rasional, dengan mengurangi faktor coba-coba seminimal mungkin.

Tujuan dari rancangan obat
Pada awalnya tujuan perancangan obat adalah mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang lebih baik dengan biaya yang layak secara ekonomi, kemudian berkembang untuk mendapatkan obat dengan efek samping yang minimal (aman digunakan), bekerja lebih selektif, masa kerja yang lebih lama, dan meningkatkan kenyamanan pemakaian obat. Rancangan obat sering digambarkan sebagai proses elaborasi sistematik untuk mengembangkan lebih lanjut obat yang sudah ada, dengan tujuan mendapatkan obat baru dengan efek biologis yang diinginkan dan mengurangi atau menghilangkan efek samping yang ada, melalui manipulasi molekul.

Langkah-langkah perancangan obat :
1.          Mencari senyawa penuntun (lead compound),
yaitu senyawa yang digunakan sebagai pangkal tolak modifikasi molekul. Senyawa penuntun adalah senyawa yang dapat menimbulkan aktivitas biologis, seperti aksi terapeutik, aksi toksik, regulasi fisiologis, hormon, dan feromon, serta senyawa yang terlibat atau berpengaruh terhadap proses biokimia dan patologi pada hewan atau tumbuh-tumbuhan.
2.         Manipulasi molekul (modifikasi molekul atau modifikasi struktur),
Yaitu mensintesis sejumlah turunan senyawa penuntun, melakukan identifikasi strukrtur dan menguji aktivitas biologisnya. Gugus atau substituen yang disubsitusikan dapat dipilih dengan menggunakan metode Topliss, metode pencarian Fibonacci, metode Rangkaian optimisasi simpleks atau Analisis klaster. Jumlah senyawa yang disintesis tergantung dari metode yang digunakan.
3.      Merumuskan hubungan kuantitatif sementara antara struktur-aktivitas biologis dari senyawa yang jumlahnya terbatas dengan menggunakan statistik analisis regresi. Pada tahap ini umumnya digunakan model LFER Hansch (model ekstratermodinamik) atau model de novo Free-Wilson. Parameter sifat kimia fisika yang digunakan dalam HKSA model Hansch adalah parameter lipofilik seperti log P, , f dan Rm, parameter elektronik, seperti pKa,π ∂, ∂i, ∂*, F, dan R, serta parameter sterik, seperti MR, (P), Es, L, dan B1-B5.
4.      Hasil analisis regresi kemudian dievaluasi dan merancang sejenisnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan hubungan tersebut. Peneliti harus sudah yakin bahwa senyawa sejenis yang akan disintesis merupakan pilihan”terbaik” secra hipotesis.
5.      Merancang penggunaan bentuk sediaan obat yang sesuai.
6.      Merancang aturan dosis yang sesuai

Evaluasi Klinik
Langkah ke 5, 6 dan 7 pada umumnya melibatkan bidang disiplin ilmu yang lain
seperti farmasetika, farmakologi, biokimia, toksikologi dan kedokteran.

Langkah Penting dalam Pengembangan Obat
   1.       Mencari Senyawa Penuntun
Beberapa pendekatan dalam mencari dan menemukan senyawa penuntun (lead compound, parent compound) antara lain:
   2.       Penapisan Acak Senyawa Produk Alam
Penemuan senyawa produk alam pada umumnya dilakukan karena penapisan secara masal dari bahan alam, diisolasi dan dimurnikan senyawa yang terkandung, ditentukan struktur kimianya, diuji dengan sistem uji biologis dengan metode yang sesuai ( in vitro, in situ dan in vivo) sehingga didapatkan senyawa penuntun.
   3.       Senyawa Kimia Aktif dari Kejadian secara tidak Sengaja atau  Kebetulan Beberapa obat kadang-kadang diketemukan kebetulan dalam laboratorium  atau klinik oleh ahli farmasi,ahli kimia, dokter atau peneliti lain.
Contoh : Chan dan Hepp (1886), memberikan resep yang salah, seharusnya memberikan naftalen untuk pengobatan parasit saluran usus tetapi keliru memberikan asetanilid,yang ternyata mempunyai efek antipiretik.
   4.       Uji Metabolit Obat
Mungkin Memberikan Aktivitas Kadang-kadang ada obat yang menimbulkan aktivitas setelah mengalami proses metabolisme (pra-obat/pro-drug). Hasil metabolit aktif tersebut dapat digunakan langsung sebagai obat atau dijadikan senyawa penuntun.
Contoh : Prontosil rubrum direduksi menjdi sulfanilamid yang berkhasiat sebagai antibakteri.
   5.       Studi Biomolekul dan Endokrinologi
Proses biokimia, termasuk biologi molekul dan endokrinologi pada manusia dan mamalia, merupakan lapangan yang luas untuk mencari secara sistematik senyawa bioaktif yang mungkin dapat dijadikan senyawa penuntun. Berkembangnya pengetahuan tentang peran Replikasi kromosom dan multiplikasi biopolimer membuka lapangan baru untuk menemukan senyawa penuntun pada rancangan obat. Replikasi ADN, transkripsi informasi genetik dari ADN ke mesengger ARN, dan translasi protein pada ribosom memerlukan perhatin yang khusus karena banyak senyawa aktif yang dapat mempengaruhi tahap-tahap penting proses biosintesis protein tersebut.
Contoh :
Antibiotik mitomisin C bekerja sebgai antikanker dengan menghambat proses replikasi ADN melalui reaksi alkilasi
Doksorubisin bekerja sebagai antikanker dengan menghambat proses replikasi dan trans-kripsi ADN, melalui interaksi interkalasi dengan pasangan basa pada double heliks ADN.
   6.       Studi Perbandingan Biokimia
Proses biokimi bersifat universal, sehingga senyawa antimetabolit dan antivitamin umum menunjukkn aktivitas yang juga universal, yaitu bekerja pada spesies yang luas mulai dari mikroorganisme, mamalia dan manusia. Dalam hal ini studi perbandingan proses biokimia sangat penting karena dapat membantu untuk melihat adanya perbedaan proses biokimia antara spesies.
   7.       Analisis Mekanisme Aksi Senyawa Multipoten
Senyawa multipoten adalah senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menyebabkan dua atau lebih tipe aktivitas yang berbeda, melalui mekanisme yang berbeda dan berbeda pula tipe reseptornya.
Contoh ; aktivitas α-dan β-adrenergik turunan katekolamin, subsitusi gugus yang terikat pada atom N rantai samping mempunyai hubungan yang bermakna dengan aktivitas α-adrenergik, sedang inti katekol berhubungan dengan aktivitas β- adrenergik.

   8.       Efek Samping Obat
Efek samping mempunyai mekanisme aksi yang terpisah.
Contoh ; Antihistamin yang menimbulkan efek samping sedatif kuat, seperti prometazin, dapat dikembangkan lebih lanjut melalui rancangan obat, menjadi senyawa tranquilizer yang paten, seperti klorpromazin.

9 9.      Uji Hasil Antara Proses Sintesis Obat
Senyawa antar (intermediate) adalah senyawa lain disamping produk yang terjadi pada reaksi sintesis.
A + B C (senyawa antara) + D (produk akhir)
Ciri-ciri senyawa antara adalah mengandung gugus tertentu yang sama dengan produk akhir, dan mempunyai aktivitas biologis yang mirip. Senyawa antara di atas dapat dikembangkan sebagai senyawa penuntun.


PERTANYAAN :
1. obat yang dikembangkan dapat menggunakan metode apa saja ?
2. sebutkan keuntungan dari metode tersebut ?
3. sebutkan kerugian dari metode tersebut ?
4. biasanya tanaman seperti apa yang dijadikan sebagai lead compound ?
5. bagaimana cara memilih lead compound yang baik ?

ANALGETIKA

ANALGETIKA Definisi Analgetika Analgetika adalah suatu zat/senyawa yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri, dimana pen...